Muslim Harus Tahu Ini..!! Begini Lah Cara Mendapatkan Malam Lailatul Qadar | Malam 1. 000 Bulan [ Tolong Bantu Share Kesemua Muslim Yang Ada DiDunia Ini ]

Tentang pengertian lailatul qadar, beberapa ulama ada beberapa versi pendapat. Ada yang mengatakan bahwa malam lailatul qadr yaitu malam kemuliaan. Ada juga yang mengatakan bahwa lailatul qadar yaitu malam yang penuh sesak karena saat itu banyak malaikat turun ke dunia. Ada juga yang mengatakan kalau malam tersebut yaitu malam penetapan takdir. Selain itu, ada juga yang mengatakan kalau lailatul qadar dinamakan sekian karena pada malam itu turun kitab yang mulia, turun rahmat serta semua malaikat yang mulia. 1 Semuanya arti lailatul qadar yang sudah dijelaskan ini yaitu benar. 

Keutamaan Lailatul Qadar 

Pertama, lailatul qadar yaitu malam yang penuh keberkahan (bertambahnya kebaikan). Allah Ta'ala berfirman, 

Kami mengungkap hal itu pada malam yang diberkati, kami menyapa, yang membagi masing-masing yaitu bijaksana 

 " Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al Qur'an) pada suatu malam yang diberkahi. serta sesungguhnya Kami-lah yang berikan peringatan. Pada malam itu dijelaskan semua masalah yang penuh hikmah. " (QS. Ad Dukhan : 3-4). 

Malam yang diberkahi dalam ayat ini yaitu malam lailatul qadar seperti ditafsirkan pada surat Al Qadar. Allah Ta'ala berfirman, 

Kami turunkan pada Lailatul Qadar 

 " Sebenarnya Kami sudah menurunkannya (Al Quran) saat malam kemuliaan. " (QS. Al Qadar : 1) 

Keberkahan serta kemuliaan yang disebut disebutkan dalam ayat selanjutnya, 

Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan, turun malaikat-malaikat serta roh dimana izin dari Tuhan mereka masing-masing perintah, Perdamaian hingga terbit fajar 

 " Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat serta malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua masalah. Malam itu (penuh) kesejahteraan hingga terbit fajar. " (QS. Al Qadar : 3-5).  

Seperti kata Abu Hurairah, malaikat akan turun pada malam lailatul qadar dengan jumlah tidak terbatas. 2 Malaikat akan turun membawa kebaikan serta keberkahan hingga terbitnya fajar. 3 

Ke-2, lailatul qadar lebih baik dari 1000 bulan. An Nakho'i menyampaikan, " Amalan di lailatul qadar lebih baik dari amalan di 1000 bulan. " 4 Mujahid, Qotadah serta ulama yang lain berpendapat bahwa yang dimaksud dengan tambah baik dari seribu bln. yaitu shalat serta amalan pada lailatul qadar lebih baik dari shalat dan puasa di 1000 bulan yang tidak ada lailatul qadar. 5 

Ketiga, menghidupkan malam lailatul qadar dengan shalat akan memperoleh pengampunan dosa. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 

Dari Qadr keluar dari iman serta harapan pahala akan diampuni dosa-dosanya 

 " Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman serta mengharap pahala dari Allah, jadi dosa-dosanya yang sudah lalu akan diampuni. " 6 

Kapan Lailatul Qadar Berlangsung? 

Lailatul Qadar itu berlangsung pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, seperti sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, 

Cari Lailatul Qadr dalam sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan 

 " Cari lailatul qadar di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan. " 7 

Terjadinya lailatul qadar di malam-malam ganjil itu lebih sangat mungkin dari pada malam-malam genap, seperti sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, 

Cari Lailatul Qadr dalam usus sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan 

 " Cari lailatul qadar pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan. " 8 

Lalu kapan tanggal tentu lailatul qadar berlangsung? Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah sudah mengatakan empat puluhan pendapat ulama dalam permasalahan ini. Namun pendapat yang paling kuat dari beragam pendapat yang ada seperti dikatakan oleh beliau yaitu lailatul qadar itu terjadi saat malam ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan serta waktunya berpindah-pindah dari tahun ke tahun 9. Mungkin pada tahun spesifik berlangsung saat malam ke-2 puluh tujuh atau mungkin saja juga pada th. yang selanjutnya berlangsung saat malam ke-2 puluh lima, itu semuanya bergantung kehendak serta hikmah Allah Ta'ala. Hal semacam ini dikuatkan oleh sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, 

Althompsoha dalam sepuluh hari paling akhir bln. Ramadhan, Lailatul Qadar di kesembilan tetaplah, tetaplah di posisi ketujuh, di beberapa sisa kelima 

 " Cari lailatul qadar di sepuluh malam paling akhir dari bln. Ramadhan pada sembilan, tujuh, serta lima malam yang tersisa. " 10 

 Beberapa ulama menyampaikan kalau hikmah Allah sembunyikan pengetahuan tanggal tentu terjadinya lailatul qadar yaitu supaya orang semangat untuk mencarinya. Hal semacam ini tidak sama bila lailatul qadar telah ditetapkan tanggal tentunya, malah kelak jadi beberapa orang bakal bermalas-malasan. 11 

Do'a di Malam Qadar 

Begitu disarankan untuk perbanyak do'a pada lailatul qadar, lebih-lebih do'a yang disarankan oleh suri tauladan kita -Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam - seperti ada dalam hadits dari Aisyah. Beliau radhiyallahu 'anha berkata, 

Saya berkata, 'Wahai Rasulullah, bila saya tahu malam yang Lailatul Qadar apa yang perlu disebutkan dimana dia menyampaikan «Guli Oh Tuhan mengasihi Anda pengampunan amnesti memaafkan saya 

 " Katakan padaku wahai Rasulullah, apa pendapatmu, bila saya tahu satu malam yaitu lailatul qadar. Apa yang saya katakan di dalamnya? " Beliau menjawab, " Katakanlah : 'Allahumma innaka' afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu anni ' (Ya Allah sebenarnya Engkau Maha Pemaaf yang suka pada keinginan maaf, maafkanlah saya). " 12 

Tanda Malam Qadar

Pertama , udara dan angin sekitar terasa tenang. Sebagaimana dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

Lailatul Qadar malam Samhah ditembak tidak matahari dingin atau panas menjadi Sbihtha merah lemah

"Lailatul qadar adalah malam yang penuh fasilitas dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan." [13]

Kedua , malaikat turun dengan membawa ketenangan sehingga manusia merasakan ketenangan tersebut dan merasakan kelezatan dalam beribadah yang tidak didapatkan pada hari-hari yang lain.

Ketiga, manusia dapat melihat malam ini dalam mimpinya sebagaimana terjadi pada sebagian sahabat.

Keempat , matahari akan terbit pada pagi harinya dalam keadaan jernih, tidak ada sinar. Dari Ubay bin Ka'ab, ia berkata,

Adalah malam yang diperintahkan oleh Rasulullah saw, adalah melakukan malam pagi dari dua puluh tujuh dan Omartha matahari terbit di pagi hari itu bukan sinar putih.

" Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam ke dua puluh tujuh (dari bulan Ramadlan). Dan tanda-tandanya ialah, pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa sinar yang menyorot . [14] "[15]

Bagaimana Seorang Muslim Menghidupkan Malam Lailatul Qadar?

Lailatul qadar adalah malam yang penuh berkah. Barangsiapa yang terluput dari lailatul qadar, maka dia telah terluput dari seluruh kebaikan. Sungguh merugi seseorang yang luput dari malam tersebut. Seharusnya setiap muslim mengecamkan baik-baik sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,

Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan dirampas kebaikan yang memang dirampas.

" Di bulan Ramadhan ini ada lailatul qadar yang lebih baik dari 1000 bulan. Barangsiapa diharamkan dari memperoleh kebaikan di dalamnya, maka dia akan luput dari seluruh kebaikan . "[16]

Oleh karena itu, sudah sepantasnya seorang muslim lebih giat beribadah ketika itu dengan dasar iman dan tamak akan pahala melimpah di sisi Allah. Seharusnya dia dapat mencontoh Nabinya yang giat ibadah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. 'Aisyah,

Rasulullah saw rajin dalam sepuluh hari terakhir tidak rajin orang lain.

" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya ." [17]

Seharusnya setiap muslim dapat memperbanyak ibadahnya ketika itu, menjauhi istri-istrinya dari berjima 'dan membangunkan keluarga untuk melakukan ketaatan pada malam tersebut. 'Aisyah mengatakan,

Nabi - saw - jika sepuluh memasuki pengetatan apron, dan hidup untuk malam, dan bangun keluarganya

" Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari berjima' [18]), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya ." [19]

Sufyan Ats Tsauri mengatakan, "Aku sangat senang jika memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan untuk bertahajud di malam hari dan giat ibadah pada malam-malam tersebut." Sufyan pun mengajak keluarga dan anak-anaknya untuk melaksanakan shalat jika mereka mampu. [20]

Adapun yang dimaksud dengan menghidupkan malam lailatul qadar adalah menghidupkan mayoritas malam dengan ibadah dan tidak harus seluruh malam. Bahkan Imam Asy Syafi'i dalam pendapat yang dulu mengatakan, "Barangsiapa yang mengerjakan shalat Isya 'dan shalat Shubuh di malam qadar, maka ia berarti telah dinilai menghidupkan malam tersebut". [21] Menghidupkan malam lailatul qadar pun bukan hanya dengan shalat, bisa pula dengan dzikir dan tilawah Al Qur'an. [22] Namun amalan shalat lebih utama dari amalan lainnya di malam lailatul qadar berdasarkan hadits, " Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni. "[23]

Bagaimana Wanita Haidh Menghidupkan Malam Lailatul Qadar?

Juwaibir pernah mengatakan bahwa dia pernah bertanya pada Adh Dhohak, "Bagaimana pendapatmu dengan wanita nifas, haidh, musafir dan orang yang tidur (namun hatinya dalam keadaan berdzikir), apakah mereka bisa mendapatkan bagian dari lailatul qadar?" Adh Dhohak pun menjawab, "Iya , mereka tetap bisa mendapatkan bagian. Siapa saja yang Allah terima amalannya, dia akan mendapatkan bagian malam tersebut. "[24]

Dari riwayat ini menunjukkan bahwa wanita haidh, nifas dan musafir tetap bisa mendapatkan bagian lailatul qadar. Namun karena wanita haidh dan nifas tidak bisa melaksanakan shalat ketika kondisi seperti itu, maka dia dapat melakukan amalan ketaatan lainnya. Yang dapat wanita haidh lakukan ketika itu adalah,

Membaca Al Qur'an tanpa menyentuh mushaf. [25]

Berdzikir dengan memperbanyak bacaan tasbih (subhanallah), tahlil (laa ilaha illallah), tahmid (alhamdulillah) dan dzikir lainnya.

Memperbanyak istighfar.

Memperbanyak do’a.[26]

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Cuplikan dari Buku Panduan Ramadhan

[1] Lihat Zaadul Masiir, 9/182.

[2] Lihat Zaadul Masiir, 9/192.

[3] Lihat Zaadul Masiir, 9/194.

[4] Lihat Latho-if Al Ma’arif, hal. 341

[5] Zaadul Masiir, 9/191.

[6] HR. Bukhari no. 1901.

[7] HR. Bukhari no. 2020 dan Muslim no. 1169.

[8] HR. Bukhari no. 2017.

[9] Fathul Bari, 4 / 262-266.

[10] HR. Bukhari no. 2021.

[11] Fathul Bari, 4/266.

[12] HR. Tirmidzi no. 3513, Ibnu Majah no. 3850, dan Ahmad 6/171. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Adapun tambahan kata "kariim" setelah "Allahumma innaka 'afuwwun ..." tidak ada dalam manuskrip pun. Lihat Tarooju'at hal. 39.

[13] HR. Ath Thoyalisi dan Al Baihaqi dalam Syu'abul Iman, lihat Jaami'ul Ahadits 18/361. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Shahihul Jaami 'no. 5475.

[14] HR. tidak ada Muslim. 762.

[15] Lihat Shahih Fiqh Sunnah, 2 / 149-150.

[16] HR. Ahmad 2/385, dari Abu Hurairah. Syaikh Syu'aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih.

[17] HR. tidak ada Muslim. 1175.

[18] Inilah pendapat yang dipilih oleh para salaf dan ulama masa silam tentang maksud hadits tersebut. Lihat Lathoif Al Ma'arif, hal. 332.

[19] HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174.

[20] Latho-os Al Ma'arif, Hal. 331.

[21] Lihat Latho-if Al Ma’arif, hal. 329.

[22] 'Aunul Ma'bud, 4/176.

[23] HR. Bukhari no. 1901.

[24] Latho-os Al Ma'arif, Hal. 341

[25] Dalam at Tamhid (17/397), Ibnu Abdil Barr berkata, "Para pakar fiqh dari berbagai kota baik Madinah, Irak dan Syam tidak berselisih pendapat bahwa mushaf tidaklah bisa menyentuhnya kecuali orang yang suci dalam artian berwudhu. Inilah pendapat Imam Malik, Syafii, Abu Hanifah, Sufyan ats Tsauri, al Auzai, Ahmad bin Hanbal, Ishaq bin Rahuyah, Abu Tsaur dan Abu Ubaid. Merekalah para ahli fiqh dan hadits di masanya. "

[26] Lihat Fatwa Al Islam Su-al wa Jawab no. 26753.